قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا شَرِبَ الْكَلبُ، فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ، فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعًا
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW : “Jika anjing minum dari bejana kalian maka hendaknya ia membasuhnya tujuh kali” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
فَحَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala, Maha membuka kerajaana alam semesta dengan rahasia keindahanNya, yang terpendam di dalam mutiara-mutiara lantunan para nabi dan rasulNya hingga sampai pada bintang para nabi dan rasul, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sungguh hakikat dari segala sesuatu yang kita lihat dan kita dengar dengan panca indera zhahir kita kesemuanya adalah tiada, sehingga Yang ada hanyalah Yang Maha Ada, Allah subhanahu wata’ala.
لاَ مَوْجُوْدَ إِلاَّ اللهُ لَا مَقْصُوْدَ إِلاَّ اللهُ
“ Tiadalah sesuatu itu ada kecuali Allah, tiadalah maksud (tujuan) kecuali Allah”
Adapun makna dari kalimat لاَ مَقْصُوْدَ إِلاَّ اللهُ adalah bahwa segala tujuan, keinginan dan semua yang didambakan oleh manusia akan lenyap dan sirna, kecuali hal-hal yang dicintai dan diridhai Allah subhanahu wata’ala, yaitu segala sesuatu yang merujuk dan didasari atas kecintaan dan keridhaan Allah subhanahu wata’ala, adapun semua hal selain itu akan hilang dan sirna. Sehingga tiada yang layak disembah selain Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Tunggal dan Maha Ada sebelum segala sesuatu ada yang kemudian tiada. Dan memberikan keabadian bagi yang dikehendakiNya, adapun salah satu makhluk yang dikehendakiNya untuk mencapai keabadian adalah kita sebagai manusia. Dimana manusia akan menghadapi kehidupan di dunia, kemudian akan memasuki kehidupan di barzakh setelah kematian, yang selanjutnya akan berlanjut dalam kehidupan akhirat yang kekal dalam kehinaan atau keluhuran, maka beruntunglah bagi yang mengikuti tuntunan keluhuran sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di hari ketika setiap nafas kita seakan kembali digulung oleh Allah subhanahu wata’ala untuk diperlihatkan kemudian dipertanggungjawabkan kepada kita. Di saat itu beruntunglah orang-orang yang wajah-wajah bersinar dan bercahaya memandang keindahan Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ ، إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ